REAKSI
UJI NYALA GOLONGAN ALKALI DAN ALKALI TANAH
BAB I
KATA
PENGANTAR
Dengan
memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yan Maha Esa Penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah tentang
reaksi uji nyala pada unsure golongan alkali dan alkali tanah .
Dalam
pembuatan makalah ini,penulis mengucapkan terimakasih kepada setiap pihak yang
telah membantu mewujudkan makalah ini terbentuk ,sehingga dapat berjalan dengan
lancar. Akhir kata,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya ,dan khususnya bagi penulis . Kami menyadari makalah ini masih terdapat
beberapa kekurangan ,kami menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun dan dapat memperbaiki demi mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna
. Akhir kata,kami selaku penulis makalah ini mengucapkan terimakasih.
BAB II
TUJUAN:
Mengamati
dan mengidentifikasi warna dari reaksi uji nyala api pada unsur-unsur dari
golongan alkali&alkali tanah
BAB III
DASAR
TEORI
A.1
Definisi Alkali
Logam alkali adalah
unsur- unsur golongan IA (kecuali hidrogen), yaitu litium, natrium, kalium,
rubidium, sesium, dan fransium. Kata alkali berasal dari bahas Arab yang
berarti abu. Air abu bersifat basa. Oleh karena logam-logam golongan IA
membentuk basa-basa kuat yang larut air, maka disebut logam alkali.
Kecenderungan sifat logam alakali sangatlah beraturan. Dari atas ke bawah,
jari-jari atom, dan massa jenis (rapatan) bertambah, sedangkan titik cair dan
titik didih berkurang.
Sementara itu energi
pengionan dan keelektronegatifan berkurang. Logam alkali merupakan golongan
logam yang paling reaktif. Kereaktifan meningkat dari ats ke bawah (dari litium
ke fransium). Hampir semua senyawa logam alkali bersifat ionic dan mudah larut
dalam air.
Unsur-unsur Golongan
ALKALI ( I A)
Nama Unsur Lambang Nomor
Atom Konfigurasi Elektron
·
Litium Li 3 1s2 2s1
·
Natrium Na 11 [Ne] 3s1
·
Kalium K 19 [Ar] 4s1
·
Rubidium Rb 37 [Kr] 5s1
·
Sesium Cs 55 [Xe] 6s1
·
Fransium Fr 87 [Rn] 7s1
Sifat-sifat logam alkali
secara umum:
1) Unsur logam sangat
aktif
2) Meripakan Reduktor
kuat
3) Bersifat Basa
4) Mengkolat,lunak,dapat
ditempa yang artinya cara pembuatannya atau pengolahannya
dengan dipukul-pukul (
besi ) untuk dibuat perkakas seperti pisau
5) Dibandingkan dengan golongan lain titik lelehnya sangat rendah
6) Suhu lebur diatas suhu
kamar
7) Pada suhu kamar berupa
zat padat
8) Dalam satu golongan
dari atas kebawah,titik didih,titik lebur,kereaktifannya bertambah
A.2 Definisi Alkali Tanah.
Logam alkali tanah
terdiri dari 6 unsur yang terdapat di golongan IIA. Yang termasuk ke dalam
golongan II A yaitu : Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calcium (Ca), Stronsium
(Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Di sebut logam karena memiliki sifat
sifat seperti logam.
Disebut alkali karena
mempunyai sifat alkali atau basa jika direaksikan dengan air. Dan istilah tanah
karena oksidasinya sukar larut dalam air, dan banyak ditemukan dalam bebatuan
di kerak bumi. Oleh sebab itu, istilah “alkali tanah” biasa digunakan untuk
menggambarkan kelompok unsur golongan II A. Berbeda dengan golongan IA,
golongan IIA banyak yang sukar larut dalam air. Unsur-unsur golongan IIA
umumnya ditemukan dalam tanah berupa senyawa tak larut. Oleh karena itu disebut
logam alkali tanah (alkaline earth metal).
Di logam alkali tanah
berilium ke barium jari-jari atom bertamabh besar, sehingga energy ionisasi
serta keelektronegatifan berkurang. Akibat, kecenderungan untuk melepas
electron membentuk senyawa ion makin besar.
A.3 Reaksi Nyala Logam Alkali dan Alkali Tanah
Salah satu cirri khas dari suatu unsru ialah spectrum
emisinya. Unsur yang tereksitasi, karena pemanasan ataupun karena sebab
lainnya, memancarkan radiasi elektromagnetik yang disebut spektrum emisi. Spektrum
emisi teramati sebagai pancaran cahaya dengfan warna tertentu, akan tetapi
sesunggunya spectrum itu terdiri atas beberapa garis warna (panjang gelombang)
yang khas bagi setiap unsure. Karena keunikan, spectrum emisi dapat digunakan
untuk mengenali suatu unsure.
Unsur- unsure logam dapat dieksitasikan dengan
memanaskan/membakar senyawanya apada nyala api, mislanya pada pembakar Bunsen
atau pembakar spiritus. Akan lebih baik jika yang digunakan garam klorida
karena relatif lebih mudah menguap.
Warna Nyala Unsur-Unsur Alkali dan Alkali Tanah
UNSUR
|
WARNA
|
Na
|
KUNING KEEMASAN
|
K
|
LEMBAYUNG
|
Ca
|
MERAH BATA (MERAH KEKUNING-KUNINGAN)
|
Sr
|
MERAH TUA AGAK UNGU
|
Ba
|
HIJAU-KUNING
|
Cu
|
HIJAU
|
Pb,Bi,Sb
|
BIRU KEABUAN ,KAWAT KOROSIF
|
Suatu
unsur memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda-beda seperti halnya untuk
logam-logam golongan alkali dan golongan alkali tanah yang memberikan
warna-warna yang khas bila dibakar karena salah satu hal yang mempengaruhi
adalah konfigurasi atom-atom tersebut sebab setiap atom memiliki konfigurasi
yang berbeda-beda serta karakteristik atau sifat-sifat khas dari golongan
tersebut. Warna nyala dihasilkan dari pergerakan elektron dalam ion-ion logam
yang terdapat dalam senyawa. Masing-masing perpindahan elektron ini melibatkan
sejumlah energi tertentu yang dilepaskan sebagai energi cahaya, dan
masing-masing memiliki warna tertentu. Sebagai akibat dari semua perpindahan
elektron ini, sebuah spektrum garis yang berwarna akan dihasilkan. Besarnya
lompatan/perpindahan elektron dari segi energi, bervariasi dari satu ion logam
ke ion logam lainnya. Ini berarti bahwa setiap logam yang berbeda akan memiliki
pola garis-garis spektra yang berbeda, sehingga warna nyala yang berbeda pula.
BAB IV
ALAT DAN
BAHAN
2.1 ALAT
·
Tabung Reaksi 5 buah
·
Kaca Arloji
·
Kawat Nikrom
·
Pembakar Spirtus dan Kaki Tiga
·
Korek Api
·
Batang Lidi
·
Kayu Penjepit
·
Pipet tetes
·
Spirtus
·
Serbet
·
Pinset
·
Cawan Petri
2.2 BAHAN
·
Kristal Na
·
Kristal Sr
·
Kristal K
·
Kristal Ba
·
Kristal Sb
·
Kristal Bi
·
Kristal Ca
·
Kristal Cu
·
Kristal Pb
·
HCl
BAB V
PROSEDUR
KERJA
3.1 METODE KERJA
1. Tempatkan kristal
secukupnya kedalam kaca arloji
2. Kemudian tambahkan 1
pipet cairan spirtus
3. Letakkan kaca arloji
pada penyangga kaki tiga
4. Nyalakan pembakar
spirtus
5.
Kawat nikrom dibersihkan dengan memasukkan ke dalam
larutan HCl pekat dan selanjutnya dibakar dalam nyala api. Warna nyala yang
dihasilkan dari pembakaran kawat ini diamati. Kawat nikrom telah bersih jika
api tidak berwarna lagi saat dipanaskan.
6.
Sebanyak satu spatula sampel padat dari garam-garam
klorida ditempatkan dalam plat tetes. Beberapa tetes HCl pekat ditambahkan ke
dalam sampel sehingga mengahasilkan sampel yang kental.
7.
Kawat nikrom yang sudah bersih ditempelkan bagian ujungya
ke dalam sampel, selanjutnya dibakar dalam nyala api Bunsen pada daerah nyala
yang sesuai. Dalam hal ini, garam-garam klorida dari golongan alkali akan lebih
mudah atau cepat menguap bila dibandingkan garam-garam klorida dari golongan
alkali tanah. Akibatnya, uji nyala api untuk garam-garam klorida dari golongan
alkali (natirum dan kalium) dipanaskan pada daerah oksidasi bawah. Daerah
oksidasi bawah ini ditujukkan untuk zat-zat yang mudah menguap. Sedangkan untuk
garam-garam klorida dari golongan alkali tanah (kalsium, stronsium, barium) di
panaskan pada daerah peleburan yakni daerah nyala paling panas.
8.
Warna nyala yang ditimbulkan diamati dan dicatat.
BAB VI
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Senyawa-senyawa
dari beberapa logam tertentu dapat menimbulkan warna-warna yang khas kepada
nyala pembakar Bunsen. Prinsipnya adalah sederhana yaitu dengan melihat
perubahan warna nyala api. Karena beberapa logam memberikan warna nyala yang
khas bila dibakar pada nyala Bunsen. Metode ini sebenernya metoda klasik tetapi
masih cukup akurat untuk analisis kualitatif.
Barium adalah logam putih
perak, dapat ditempa, yang stabil dalam udara kering. Barium bereaksi dengan
air dalam udara yang lembab, membentuk oksida atau hidriksida. Barium melebur
pada 710°C. Pada uji kering (pewarnaan nyala) , garam – garam barium bila
dipanaskan pada nyala Bunsen yang tak cemerlang (yakni kebiru-biruan), memberi
warna hijau-kekuningan kepada nyala. Karena kebanyakan garam barium, kecuali
kloridanya, tak mudah menguap.
Stronsium adalah logam
putih-perak, yang dapat ditempa. Stronsium melebur pada 771°C. sifat – sifatnya
serupa dengan barium senyawa – senyawa stronsium yang mudah menguap, terutama
kloridanya, memberi warna merah-karmin yang khas pada nyala Bunsen yang tak
cemerlang.
Kalsium adalah logam
putih perak, yang agak lunak. Ia melebur pada 845°C. Ia terserang oleh oksigen
atmosfer dan udara lembab; pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida dan/atau
kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida
dan hidrogen. Pada uji kering atau pewarnaan nyala senyawa – senyawa kalsium
yang mudah menguap, memberi warna merah-kekuningan kepada nyala Bunsen.
Natrium adalah logam
putih-perak yang lunak, melebur pada 97,5°C. natrium teroksidasi dengan cepat
dalam udara lembab,maka harus dismpan terendam seluruhnya dalam pelarut nafta
atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan air. Untuk uji kering (pewarnaan
nyala) nyala Bunsen yang tak cemerlang akan diwarnai kuning kuat oleh uap garam
natrium.
Kalium adalah logam putih –perak yang lunak. Logam ini
melebur pada 63,5°C. ia tetap tak berubah dalam udara kering, tetapi dengan
cepat teroksidasi dalam udara lembab, menjadi tertutup dengan suatu lapisan
biru. Logam itu menguraikan air dengan dahsyat, sambil melepaskan hidrogen dan
terbakar dengan nyala lembayung.
Tembaga akan menunjukkan warna reaksi uji nyala hijau
,sedangkan untuk timbale,bismuth dan stibium akan menunjukkan arna reaksi uji
nyala biru keabuan dan menjadikan karat nicrome menjadi korosi atau berkarat.
Dalam percobaan ini digunakan HCl untuk membersihkan kawat nikrom karena
HCl dapat melarutkan pengotor-pengotornya atau zat pengganggu yang mungkin
menempel pada kawat nikrom sehingga pengotor tersebut akan mudah menguap dari
kawat, sehingga kawat benar-benar bersih.
Pembakaran HCl tidak memberikan warna sehingga tidak mempengaruhi atau
mengganggu warna nyala logam alkali dan alkali tanah ketika diamati. HCl
digunakan untuk membuat sampel menjadi kental sehingga mudah menempel dalam
kawat nikrom.
Berikut ini merupakan hasil pengamatan dari percobaan Uji Nyala logam
Bismut (Bi) dan Kalsium (Ca) :
UNSUR
|
WARNA UJI NYALA
|
Bi
|
BIRU KEABUAN
|
Ca
|
MERAH BATA
|
Pada
dasarnya, apabila suatu senyawa kimia dipanaskan, maka akan terurai
menghasilkan unsur-unsur penyusunnya dalam wujud gas atau uap. Kemudian,
atom-atom dari unsur logam tersebut mampu menyerap sejumlah energi tinggi
(keadaan tereksitasi). Pada keadaan energi tinggi, atom logam tersebut sifatnya
tidak stabil sehingga mudah kembali ke keadaan semula (berenergi rendah) dengan
cara memancarkan energi yang diserapnya dalam bentuk cahaya.Besarnya energi
yang diserap atau yang dipancarkan oleh setiap atom unsur logam bersifat khas.
Hal ini dapat ditujukkan dari warna
nyala atom-atom logam yang mampu meneyerap radiasi cahaya didaerah sinar
tampak.
BAB
VII
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium dengan
metode Uji Identifikasi reaksi kering, yaitu Uji Nyala, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
Unsur-unsur alkali dan alkali tanah memberikan warna yang
berbeda–beda, hal ini disebabkan karena perbedaan banyaknya perpindahan
elektron atau tereksitasinya suatu elektron.
Pada sampel yang mengandungunsur Bismut (Bi) akan
memberikan nyala api berwarna Biru
Keabuan, Dan sampel yang mengandungunsur
Kalsium (Ca) akan memberikan
nyala api berwarna Merah Bata.
BAB VIII
SARAN
Sebagai saran, pengamatan dapat lebih jelas menggunakan
Kaca Cobalt sebagai alat bantu pengamatan kana dapat menyerap polutan cahaya.
BAB IX
DAFTAR PUSTAKA
1) Anomim. 2008. Petunjuk
Praktikum Analisa Kimia. Laboratorium Kimia Analitik: FMIPA UNPAD.
2) Anomim. 2007. Analisa
kualitatif. vailable at http://www.chem-is-try.org. diakses pada 15Juni
2014.
3) Harjadi, W.
1986. Kimia Analitik Dasar.
Jakarta: Gramedia.
4)
Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif
Makro dan Semi Mikro, diterjemahkan oleh Dr. A Hadyana Pudjaatmaka,
edisi kelima. Jilid Dua. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar