Kamis, 05 Maret 2015

REAKSI UJI NYALA GOLONGAN ALKALI DAN ALKALI TANAH

REAKSI UJI NYALA GOLONGAN ALKALI DAN ALKALI TANAH
BAB I
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yan Maha Esa Penulis dapat menyelesaikan    tugas makalah tentang reaksi uji nyala pada unsure golongan alkali dan alkali tanah .
Dalam pembuatan makalah ini,penulis mengucapkan terimakasih kepada setiap pihak yang telah membantu mewujudkan makalah ini terbentuk ,sehingga dapat berjalan dengan lancar. Akhir kata,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya ,dan khususnya bagi penulis . Kami menyadari makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan    ,kami    menerima saran dan kritik yang bersifat membangun dan dapat memperbaiki demi mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna . Akhir kata,kami selaku penulis makalah ini mengucapkan terimakasih.
BAB II
TUJUAN:
Mengamati dan mengidentifikasi warna dari reaksi uji nyala api pada unsur-unsur dari golongan alkali&alkali tanah
BAB III
DASAR TEORI
  A.1 Definisi Alkali
Logam alkali adalah unsur- unsur golongan IA (kecuali hidrogen), yaitu litium, natrium, kalium, rubidium, sesium, dan fransium. Kata alkali berasal dari bahas Arab yang berarti abu. Air abu bersifat basa. Oleh karena logam-logam golongan IA membentuk basa-basa kuat yang larut air, maka disebut logam alkali. Kecenderungan sifat logam alakali sangatlah beraturan. Dari atas ke bawah, jari-jari atom, dan massa jenis (rapatan) bertambah, sedangkan titik cair dan titik didih berkurang.
Sementara itu energi pengionan dan keelektronegatifan berkurang. Logam alkali merupakan golongan logam yang paling reaktif. Kereaktifan meningkat dari ats ke bawah (dari litium ke fransium). Hampir semua senyawa logam alkali bersifat ionic dan mudah larut dalam air.
Unsur-unsur Golongan ALKALI ( I A)
Nama Unsur Lambang Nomor Atom Konfigurasi Elektron
·         Litium Li 3 1s2 2s1
·         Natrium Na 11 [Ne] 3s1
·         Kalium K 19 [Ar] 4s1
·         Rubidium Rb 37 [Kr] 5s1
·         Sesium Cs 55 [Xe] 6s1
·         Fransium Fr 87 [Rn] 7s1
Sifat-sifat logam alkali secara umum:
1) Unsur logam sangat aktif
2) Meripakan Reduktor kuat
3) Bersifat Basa
4) Mengkolat,lunak,dapat ditempa yang artinya cara pembuatannya atau pengolahannya
dengan dipukul-pukul ( besi ) untuk dibuat perkakas seperti pisau

5) Dibandingkan dengan golongan lain titik lelehnya sangat rendah
6) Suhu lebur diatas suhu kamar
7) Pada suhu kamar berupa zat padat
8) Dalam satu golongan dari atas kebawah,titik didih,titik lebur,kereaktifannya bertambah


A.2 Definisi Alkali Tanah.
Logam alkali tanah terdiri dari 6 unsur yang terdapat di golongan IIA. Yang termasuk ke dalam golongan II A yaitu : Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calcium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba),  dan Radium (Ra). Di sebut logam karena memiliki sifat sifat seperti logam.
Disebut alkali karena mempunyai sifat alkali atau basa jika direaksikan dengan air. Dan istilah tanah karena oksidasinya sukar larut dalam air, dan banyak ditemukan dalam bebatuan di kerak bumi. Oleh sebab itu, istilah “alkali tanah” biasa digunakan untuk menggambarkan kelompok unsur golongan II A. Berbeda dengan golongan IA, golongan IIA banyak yang sukar larut dalam air. Unsur-unsur golongan IIA umumnya ditemukan dalam tanah berupa senyawa tak larut. Oleh karena itu disebut logam alkali tanah (alkaline earth metal).
Di logam alkali tanah berilium ke barium jari-jari atom bertamabh besar, sehingga energy ionisasi serta keelektronegatifan berkurang. Akibat, kecenderungan untuk melepas electron membentuk senyawa ion makin besar.
A.3 Reaksi Nyala Logam Alkali dan Alkali Tanah
Salah satu cirri khas dari suatu unsru ialah spectrum emisinya. Unsur yang tereksitasi, karena pemanasan ataupun karena sebab lainnya, memancarkan radiasi elektromagnetik yang disebut spektrum emisi. Spektrum emisi teramati sebagai pancaran cahaya dengfan warna tertentu, akan tetapi sesunggunya spectrum itu terdiri atas beberapa garis warna (panjang gelombang) yang khas bagi setiap unsure. Karena keunikan, spectrum emisi dapat digunakan untuk mengenali suatu unsure.
Unsur- unsure logam dapat dieksitasikan dengan memanaskan/membakar senyawanya apada nyala api, mislanya pada pembakar Bunsen atau pembakar spiritus. Akan lebih baik jika yang digunakan garam klorida karena relatif lebih mudah menguap.
Warna Nyala Unsur-Unsur Alkali dan Alkali Tanah
UNSUR
WARNA
Na
KUNING KEEMASAN
K
LEMBAYUNG
Ca
MERAH BATA (MERAH KEKUNING-KUNINGAN)
Sr
MERAH TUA AGAK UNGU
Ba
HIJAU-KUNING
Cu
HIJAU
Pb,Bi,Sb
BIRU KEABUAN ,KAWAT KOROSIF
Suatu unsur memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda-beda seperti halnya untuk logam-logam golongan alkali dan golongan alkali tanah yang memberikan warna-warna yang khas bila dibakar karena salah satu hal yang mempengaruhi adalah konfigurasi atom-atom tersebut sebab setiap atom memiliki konfigurasi yang berbeda-beda serta karakteristik atau sifat-sifat khas dari golongan tersebut. Warna nyala dihasilkan dari pergerakan elektron dalam ion-ion logam yang terdapat dalam senyawa. Masing-masing perpindahan elektron ini melibatkan sejumlah energi tertentu yang dilepaskan sebagai energi cahaya, dan masing-masing memiliki warna tertentu. Sebagai akibat dari semua perpindahan elektron ini, sebuah spektrum garis yang berwarna akan dihasilkan. Besarnya lompatan/perpindahan elektron dari segi energi, bervariasi dari satu ion logam ke ion logam lainnya. Ini berarti bahwa setiap logam yang berbeda akan memiliki pola garis-garis spektra yang berbeda, sehingga warna nyala yang berbeda pula.
BAB IV
ALAT DAN BAHAN
2.1   ALAT
·         Tabung Reaksi 5 buah
·         Kaca Arloji
·         Kawat Nikrom
·         Pembakar Spirtus dan Kaki Tiga
·          Korek Api
·          Batang Lidi
·         Kayu Penjepit
·         Pipet tetes
·         Spirtus
·         Serbet
·         Pinset
·         Cawan Petri
2.2   BAHAN
·         Kristal Na
·         Kristal Sr
·         Kristal K
·         Kristal Ba
·         Kristal Sb
·         Kristal Bi
·         Kristal Ca
·         Kristal Cu
·         Kristal Pb
·         HCl
BAB V
PROSEDUR KERJA
3.1   METODE KERJA
1.     Tempatkan kristal secukupnya kedalam kaca arloji
2.    Kemudian tambahkan 1 pipet cairan spirtus
3.    Letakkan kaca arloji pada penyangga kaki tiga
4.    Nyalakan pembakar spirtus
5.    Kawat nikrom dibersihkan dengan memasukkan ke dalam larutan HCl pekat dan selanjutnya dibakar dalam nyala api. Warna nyala yang dihasilkan dari pembakaran kawat ini diamati. Kawat nikrom telah bersih jika api tidak berwarna lagi saat dipanaskan.
6.    Sebanyak satu spatula sampel padat dari garam-garam klorida ditempatkan dalam plat tetes. Beberapa tetes HCl pekat ditambahkan ke dalam sampel sehingga mengahasilkan sampel yang kental.
7.    Kawat nikrom yang sudah bersih ditempelkan bagian ujungya ke dalam sampel, selanjutnya dibakar dalam nyala api Bunsen pada daerah nyala yang sesuai. Dalam hal ini, garam-garam klorida dari golongan alkali akan lebih mudah atau cepat menguap bila dibandingkan garam-garam klorida dari golongan alkali tanah. Akibatnya, uji nyala api untuk garam-garam klorida dari golongan alkali (natirum dan kalium) dipanaskan pada daerah oksidasi bawah. Daerah oksidasi bawah ini ditujukkan untuk zat-zat yang mudah menguap. Sedangkan untuk garam-garam klorida dari golongan alkali tanah (kalsium, stronsium, barium) di panaskan pada daerah peleburan yakni daerah nyala paling panas.
8.    Warna nyala yang ditimbulkan diamati dan dicatat.
BAB VI
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Senyawa-senyawa dari beberapa logam tertentu dapat menimbulkan warna-warna yang khas kepada nyala pembakar Bunsen. Prinsipnya adalah sederhana yaitu dengan melihat perubahan warna nyala api. Karena beberapa logam memberikan warna nyala yang khas bila dibakar pada nyala Bunsen. Metode ini sebenernya metoda klasik tetapi masih cukup akurat untuk analisis kualitatif.
Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa, yang stabil dalam udara kering. Barium bereaksi dengan air dalam udara yang lembab, membentuk oksida atau hidriksida. Barium melebur pada 710°C. Pada uji kering (pewarnaan nyala) , garam – garam barium bila dipanaskan pada nyala Bunsen yang tak cemerlang (yakni kebiru-biruan), memberi warna hijau-kekuningan kepada nyala. Karena kebanyakan garam barium, kecuali kloridanya, tak mudah menguap.
Stronsium adalah logam putih-perak, yang dapat ditempa. Stronsium melebur pada 771°C. sifat – sifatnya serupa dengan barium senyawa – senyawa stronsium yang mudah menguap, terutama kloridanya, memberi warna merah-karmin yang khas pada nyala Bunsen yang tak cemerlang.
Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Ia melebur pada 845°C. Ia terserang oleh oksigen atmosfer dan udara lembab; pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida dan/atau kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen. Pada uji kering atau pewarnaan nyala senyawa – senyawa kalsium yang mudah menguap, memberi warna merah-kekuningan kepada nyala Bunsen.
Natrium adalah logam putih-perak yang lunak, melebur pada 97,5°C. natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab,maka harus dismpan terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan air. Untuk uji kering (pewarnaan nyala) nyala Bunsen yang tak cemerlang akan diwarnai kuning kuat oleh uap garam natrium.
Kalium adalah logam putih –perak yang lunak. Logam ini melebur pada 63,5°C. ia tetap tak berubah dalam udara kering, tetapi dengan cepat teroksidasi dalam udara lembab, menjadi tertutup dengan suatu lapisan biru. Logam itu menguraikan air dengan dahsyat, sambil melepaskan hidrogen dan terbakar dengan nyala lembayung.
Tembaga akan menunjukkan warna reaksi uji nyala hijau ,sedangkan untuk timbale,bismuth dan stibium akan menunjukkan arna reaksi uji nyala biru keabuan dan menjadikan karat nicrome menjadi korosi atau berkarat.
Dalam percobaan ini digunakan HCl untuk membersihkan kawat nikrom karena HCl dapat melarutkan pengotor-pengotornya atau zat pengganggu yang mungkin menempel pada kawat nikrom sehingga pengotor tersebut akan mudah menguap dari kawat, sehingga kawat benar-benar bersih.  Pembakaran HCl tidak memberikan warna sehingga tidak mempengaruhi atau mengganggu warna nyala logam alkali dan alkali tanah ketika diamati. HCl digunakan untuk membuat sampel menjadi kental sehingga mudah menempel dalam kawat nikrom.
Berikut ini merupakan hasil pengamatan dari percobaan Uji Nyala logam Bismut (Bi) dan Kalsium (Ca) :
UNSUR
WARNA UJI NYALA
Bi
BIRU KEABUAN
Ca
MERAH BATA
Pada dasarnya, apabila suatu senyawa kimia dipanaskan, maka akan terurai menghasilkan unsur-unsur penyusunnya dalam wujud gas atau uap. Kemudian, atom-atom dari unsur logam tersebut mampu menyerap sejumlah energi tinggi (keadaan tereksitasi). Pada keadaan energi tinggi, atom logam tersebut sifatnya tidak stabil sehingga mudah kembali ke keadaan semula (berenergi rendah) dengan cara memancarkan energi yang diserapnya dalam bentuk cahaya.Besarnya energi yang diserap atau yang dipancarkan oleh setiap atom unsur logam bersifat khas. Hal ini dapat ditujukkan dari warna nyala atom-atom logam yang mampu meneyerap radiasi cahaya didaerah sinar tampak.
BAB VII
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium dengan metode Uji Identifikasi reaksi kering, yaitu Uji Nyala, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Unsur-unsur alkali dan alkali tanah memberikan warna yang berbeda–beda, hal ini disebabkan karena perbedaan banyaknya perpindahan elektron atau tereksitasinya suatu elektron.
Pada sampel yang mengandungunsur Bismut (Bi) akan memberikan nyala api berwarna Biru Keabuan, Dan sampel yang mengandungunsur Kalsium (Ca) akan  memberikan nyala api berwarna Merah Bata.
BAB VIII
SARAN
Sebagai saran, pengamatan dapat lebih jelas menggunakan Kaca Cobalt sebagai alat bantu pengamatan kana dapat menyerap polutan cahaya.
BAB IX
DAFTAR PUSTAKA
1)    Anomim. 2008. Petunjuk Praktikum Analisa Kimia. Laboratorium Kimia Analitik: FMIPA UNPAD.
2)   Anomim. 2007. Analisa kualitatif. vailable at http://www.chem-is-try.org. diakses pada 15Juni  2014.
3)   Harjadi, W. 1986. Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia.
4)   Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro, diterjemahkan oleh Dr. A Hadyana Pudjaatmaka, edisi kelima. Jilid Dua. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar